PENDAHULUAN
I. Pengertian
Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Sansekerta Pancasila memiliki arti yaitu :
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas/dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 and tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun. II No. 7 tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
Pandangan hidup suatu bangsa adalah masalah pilihan, masalah putusan suatu bangsa mengenai kehidupan bersama yang dianggap baik. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntunan dan pegangan adlam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan, mayarakat dan alam semesta.
Pancasila sebagai dasar negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara seperti yang diatur oleh UUD 1945.
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas/dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 and tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun. II No. 7 tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
Pandangan hidup suatu bangsa adalah masalah pilihan, masalah putusan suatu bangsa mengenai kehidupan bersama yang dianggap baik. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntunan dan pegangan adlam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan, mayarakat dan alam semesta.
Pancasila sebagai dasar negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara seperti yang diatur oleh UUD 1945.
II. Topik Permasalahan
Buatlah analisa dengan menjawab pertanyaan berikut ini!
1. Sumpah Pemuda VS Sumpah Palapa!
III. Bentuk Penyajian
- Naskah
- Penyajian/presentasi
- Slide/transparansi
ANALISIS
1. Sumpah Palapa 1331
Keberhasilan Gajah Mada memadamkan api pemberontakkan dari Sadeng dan Kuti,
membawa Gajah Mada meraih karier diangkat Mahapatih (Mangkubumi/Perdana Menteri). Gelar ini diberikan oleh Tribhuwana sebagai penghargaan atas jasa-jasanya pada Kerajaan Majapahit. Gajah Mada menggantikan Arya Tadah yang sebelumnya memegang gelar Mahapatih. Pada upacara penobatannya sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada mengumandangkan sumpah yang terkenal dengan sumpah palapa. Isi sumpah palapa kurang lebih “Lamun huwus
kalah nusantara, isun amukti palapa” , atau dalam dalam bahasa Indonesia kurang lebih “Aku tidak akan makan buah palapa sebelum daerah di seluruh nusantara dipersatukan di bawah kekuasaan Majapahit”. Maksudnya kurang lebih adalah Gajah Mada tidak akan pernah menyentuh dan merasakan kenikmatan duniawi sebelum Gajah Mada dapat menyatukan seluruh nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit.
2. Sumpah Pemuda 1928
Banyaknya organisasi yang masih bersifat kedaerahan sangat menyulitkan para pemuda Indonesia untuk berkomunikasi. Untuk menyatukan semua elemen organisasi tersebut menjadi satu kesatuan utuh diadakan Kongres Pemuda Indonesia. Dalam masa penjajahan Belanda, kongres tersebut telah diadakan tiga kali. Pada 30 April-2 Mei 1926, berlangsung kongres pemuda pertama di Jakarta. Pada 27-28 Oktober 1928, di Jakarta berlangsung kongres pemuda kedua. Kongres ini dipelopori oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) sebuah organisasi pemuda yang beraggotakan para pelajar di seluruh tanah air. Rapat pertama konggres tersebut pada Sabtu, 27 Oktober 1928 diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen
Bond Lapangan Banteng. Soegondo Djojopuspito selaku ketua PPPI dalam sambutannuya sangat berharap dengan adanya kongres pemuda dapat memperkuat semangat persatuan dalam jiwa para pemuda. Selanjutnya Mohamad Yamin merumuskan arti dan hubungan persatuan dengan pemuda yang menurutnya ada lima faktor yang bias memperkuat persatuan bangsa Indonesia yakni sejarah, bahasa, hukum adapt, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua pada hari Minggu 28 Oktober 1928 di Gedung Oost Java Bioscoop
membahas tentang pendidikan. Dalam pembicaran Poernomowoelan Sarmidi Mangoensarkoro didapat kesimpulan bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus ada keseimbangan antara pendidikan anak tersebut di rumah dan di sekolah. Selain itu anak juga harus mendapatkan pendidikan secara demokratis. Selanjutnya, dijelaskan pula pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan oleh Soenario. Ramelan juga mengatakan bahwa gerakan kepanduan tidak lepas dari nasionalisme. Akhirnya setelah menggadakan rapat di dapatkan hasil penting rapat yang kemudian dirumuskan oleh pemuda yang hadir. Rumusan itu terkenal dengan Sumpah Pemuda yang isinya…
“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia.”.
Sebelum dibacakan isi sumpah oleh para pemuda seabagai sumpah setia, terlebih dahulu dikumandangkan lagu Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman.
3. DARI SUMPAH PALAPA KE SUMPAH PEMUDA
A. Karakteristik Tokoh 1331 dan 1928
Karakter tokoh pada tahun 1331 cenderung kasar dan semena-mena. Hal ini terlihat dari cara petinggi Kerajaan Majapahit menaklukan kerajaan-kerajaan lainnya yang terkesan otoriter. Sebagai contoh ketika kerajaan-kerajaan di nusantara telah takluk kepada Kerajaan Majapahit kecuali Kerajaan Padjajaran yang terletak di Jawa Barat. Untuk menaklukkannuya Gajah Mada bersiasat untuk menikahkan Hayam Wuruk dengan putri Raja Padjajaran yang bernama Dyah Pitaloka (Citaresmi). Akan tetapi, baru sampai Raja Padjajaran baru menyerahkan Dyah
Pitalokauntuk dipinang sebagai tanda takluk terjadi kesalahpahaman. Sehingga terjadilah pertempuran sengit di Bubat yang dimenangkan oleh Kerajaan Majapahit. Melihat hal tersebut Raja Padjajaran merasa malu hingga akhirnya bunuh diri. Meskipun begitu tokoh pada tahun tersebut mempunyai rasa nasionalisme yang yang sangat tinggi. Semangat mereka selalu berkobar selalu. Mereka selalu berusaha untuk maju menjadi yang terbaik. Dan mereka selalu mengejar obsesi yang jua selalu dapat mereka capai. Hal ini terlihat dari upaya-upaya yang mereka dalam menaklukan kerajaan-kerajaan lain di nusantara, meskipun mereka menghalalkan
segala cara untuk menyatukan nusantara. Selain itu, tokoh 1331 sangat setia dan konsekwen pada sumpah dan selalu sujud kepada yang dijunjungnya. Hal ini terlihat dari keberhasilan Kerajaan Majapahit menaklukkan hampir seluruh kerajaan di nusantara.
Sedangkan karakter tokoh pada tahun 1928 lebih halus dan selalu mementingkan
kepentingan bersama. Mereka selalu sama-sama enak, sama-sama susah. Ketika ada suatu kalangan yang membutuhkan bantuan, dengan senang hati mereka akan saling membantu. Selain itu mereka selalu mengambil kebutusan secara bersama-sama yakni melalui musyawarah yang menuju mufakat. Hal ini mereka lakukan untuk lebih mengentalkan rasa persatuan dan kesatuan mereka. Jiwa nasionalisme juga terlihat dari semangat mereka yang berapi-api. Mereka mempunyai kemauan untuk bersatu dalam satu kesatuan. Mereka selalu menyerukan suara
kemerdekaan. Dan yang terpenting mereka setia pada sumpah yang telah mereka ucapkan, hal ini terlihat pada akhirnya seleruh rakyat Indonesia yang kemudian membawa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan. Kemerdekaan yang Indonesia raih tidak lain berkat upaya para pemuda Indonesia.
B. Makna Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sama yakni persatuan dan kesatuan. Hal ini telihat dari isi kedua sumpah tersebut. Sumpah Palapa yang berbunyi “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa”, atau dalam dalam bahasa Indonesia kurang lebih “Aku tidak akan makan buah palapa sebelum daerah di seluruh nusantara dipersatukan di bawah kekuasaan Majapahit” maknanya kurang lebih adalah Gajah Mada tidak akan pernah menyentuh dan merasakan kenikmatan duniawi sebelum Gajah Mada dapat menyatukan seluruh nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit. Dari kata menyatukan dapat disimpilkan bahawa Gajah Mada menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan di bumi nusantara melalui Sumpah Palapa. Selain itu juga tersirat rasa cinta tanah air yang dicerminkan dengan persatuan bangsa. Sedangkan bunyi Sumpah Pemuda “Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia” maknanya kurang lebih sama dengan apa yang telah dikumandangkan oleh Gajah Mada pada Sumpah Palapanya. Pemuda Indonesia mengakui adanya persatuan dan kesatuan pada diri mereka, pada jiwa mereka. Inilah yang kemudian membawa Indonesia kedalam persatuan.
C. Tujuan Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Gajah Mada dan Sumpah Pemuda yang
dikumandangkan oleh para Pemuda Indonesia atas dasar tujuan tertentu. Sumpah Palapa yang berbunyi “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” mempunyai tujuan yaitu ingin mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan di nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit, untuk memperkuat pertahanan nusantara, dan yang terpenting untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. “Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”, isi dari sumpah pemuda yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 di di Gedung Oost Java Bioscoop bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sebelumnya masih bersifat sangat kedaerahan. Selain itu sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda di seluruh tanah air.
D. Cara Pencapaian Tujuan Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Cara pencapaian tujuan Sumpah Palapa adalah dengan menaklukan seluruh nusantara
baik secara halus maupun kasar. Cara halus yang dimaksud adalah dengan menikahkan Hayam Wuruk dengan putri-putri raja dari kerajaan yang dimaksud. Meskipun pada akhirnya berujung peperangan. Sedangkan yang cara kasar dengan merebut kerajaan yang dimaksud dengan perang. Kerajaan Majapahit cenderung menanamkan faham fasistik yaitu menguasai seluruh nusantara hanya dengan jalan penaklukan. Sebagai contoh ketika kerajaan-kerajaan di nusantara telah takluk kepada Kerajaan Majapahit kecuali Kerajaan Padjajaran yang terletak di Jawa
Barat. Untuk menaklukkannuya Gajah Mada bersiasat untuk menikahkan Hayam Wuruk dengan putri Raja Padjajaran yang bernama Dyah Pitaloka (Citaresmi). Akan tetapi, baru sampai Raja Padjajaran baru menyerahkan Dyah Pitalokauntuk dipinang sebagai tanda takluk terjadi kesalahpahaman. Sehingga terjadilah pertempuran sengit di Bubat yang dimenangkan oleh Kerajaan Majapahit. Melihat hal tersebut Raja Padjajaran merasa malu hingga akhirnya bunuh diri. Walaupun pada akhirnya seluruh kerajaan di nusantara dapat ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit. Sumpah Pemuda juga mempunyai cara tersendiri untuk mencapai tujuannya. Cara pencapaiannya dengan mengelar kampanye-kampanye yang menyerukan dan menyebarluaskan semangat nasioalisme untuk lepas dari penjajah (merdeka) melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik. Selain itu Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia juga mengeluarkan mosi yang menyerukan agar para pemuda memperkuat persatuan untuk mencapai Indonesia merdeka. Cara lain yang ditempuh oleh para pemuda adalah dengan memajukan organisasi-organisasi yang dulunya telah terbentuk Budi Utomo misalnya. Semula Budi Utomo beranggotakan putra
putri Jawa dan Madura saja. Tahun 1931 BU mengubah anggaran dasarnya yakni setiap putra dan putri Indonesia dapat menjadi anggota Budi Utomo. Ini menunjukkan bahwa Budi Utomo semakin meningkatkan jiwa persatuan dan kebangsaan. Karena terdorong oleh rasa persatuan dan kebangsaan, Sarikat Islam (SI) mengganti namanya menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia. Selain itu juga banyak organisasi-organisasi yang mengelar konggres besar seperti Konggres Wanita Indonesia I yang berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 22 Desember 1928. konggres tersebut dihadiri oleh wakil-wakil perkumpulan wanita, diantaranya Wanita Utama, Putri Indonesia, Wanita Mulya, Aysiah, Serikat Islam bagian wanita dan lain-lain. Konggres tersebut memutuskan untuk membentuk gabungan semua perkumpulan wanita dengan nama Perikatan Perempuan Indonesia. Lahirnya Sumpah Pemuda dengan pernyataan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan memunculkan wadah baru di Indonesia yakni Angkatan Pujangga Baru. Wadah inilah yang menjaring kegiatan di bidang bahasa dan sastra Indonesia.
E. Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda dalam Konteks Cinta Tanah Air
Sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Gajah Mada adalah sumpah setia kepada
Kerajan Majapahit. Begitu cintanya Gajah Mada pada bumi nusantara memaksa Gajah Mada untuk mengumandangkan Sumpah Palapa. Gajah Mada menggiginkan persatuan di tanah airnya meskipun dengan cara yang terkesan otoriter dengan tidak mengurangi kecintaannya kepada tanah air. Sumpah tersebut mempertaruhkan nama besarnya untuk menyatukan seluruh nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit. Selain itu Gajah Mada juga mempertaruhkan kenikmatan duniawi dan istirahatnya demi persatuan nusantara. Sumpah pemuda adalah hari keramat bagi bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah salah satu dari berbagai landasan utama bagi kebangkitan nasional. Sumpah Pemuda telah mendorong semangat persatuan dan kebangsaan (nasionalisme) bangsa Indonesia. Ketika beraneka-ragam kecenderungan permusuhan dan perpecahan mulai nampak membahayakan, Sumpah Pemuda lahir. Setelah dikumandangkannya Sumpah Pemuda, hampir seluruh rakyat
Indonesia bersemangat untuk lepas dari belenggu penjajahan. Mereka menginginkan
kemerdekaan negerinya. Ini mereka lakukan karena tidak ingin negerinya terus menerus terinjak-injak oleh bangsa asing. Mereka mempertaruhkan seluruh jiwa dan raganya demi kemerdekaan tanah air Indonesia.
F. Jiwa Sumpah Palapa dalam Batang Tubuh Sumpah Pemuda
Secara tidak langsung ternyata sebagian kecil dari jiwa Sumpah Palapa menjiwai
Sumpah Pemuda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kesamaan antara Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda dalam berbagai hal. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa kedua sumpah ini merupakan sumpah setia. Tujuan dari Sumpah Palapa tidak lain untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa di nusantara telah merasuk dirumusan Sumpah Pemuda. Hampir seluruh isi Sumpah Palapa bermakna sama yakni persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat Gajah Mada dalam mempersatukan seluruh nusantara telah merasuki jiwa para pemuda 1928. Para pemuda mempunyai semangat yang berapi-api dalam menumbuhkan rasa persatuan dan kebangsaan para pemuda. Perjuangan para pemuda Indonesia dalam
melepaskan tanah air Indonesia tidak jauh beda dengan perjuangan Gajah Mada sewaktu menyatukan seluruh nusantara di bawah Kerajaan Majapahit. Isi Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda yang menyatakan kecintaannya kepada tanah air membuat tidak ada jarak. Hal tersebutlah yang membuat jiwa Sumpah Palapa merasuk di jiwa Sumpah Pemuda.
4. PENUTUP
a. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari paparan diatas antara lain adalah sebagai berikut :
1. Karakter tokoh 1331 yakni kasar, otoriter, nasionalis, bersemangat, berambisi, egois, teguh pada sumpah setia, sujud pada yang dijunjungnya. Karakter tokoh 1928 yakni halus, selalu menjunjung kebersamaan, nasionalis, semangat, teguh pada sumpah setia.
2. Makna Sumpah Palapa adalah persatuan dan kesatuan. Makna Sumpah Pemuda adalah persatuan dan kesatuan.
3. Tujuan Sumpah Palapa adalah untuk mempersatukan seluruh nusantara dibawah panji Kerajaan Majapahit. Tujuan Sumpah Pemuda adalah untuk menumpuhkan rasa persatuan untuk menyatukan seluruh bangsa Indonesia di bawah panji Pertiwi.
4. Cara pencapaian Sumpah Palapa adalah dengan cara menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di seluruh nusantara. Baik dengan peperangan ataupun dengan cara menikahkan putrid raja dari kerajaan yang dimaksud dengan Hayam Wuruk. Cara pencapaian tujuan Sumpah Pemuda adalah dengan mengadakan kampanye-kampanye, memajukan keorganosasian organisasiorganisasi yang dulunya telah terbentuk , menyerukan dan menyebarluaskan semangat nasioalisme untuk lepas dari penjajah (merdeka) melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik, konggres besar, menggembangkan sastra dan bahasa Indonesia.
5. Gajah Mada mempertaruhkan nama besar dan kenikmatan istirahatnya demi mempersatukan seluruh nusantara di bawah panji Majapahit. Para pemuda Indonesia mempertaruhkan seluruh jiwa dan raga untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
b. Saran
1. Sebagai remaja pantaslah jika kita mengetahui dan mempelajari apa yang dulunya pernah terjadi di muka buni nusantara.
2. Sebagai remaja janganlah malu untuk memcoba sesuatu yang baru.
3. Perlu diadakan telaah terhadap remaja masa kini mengenai sejauh mana pengetahuan remaja (pelajar) tentang Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda.
4. Perlu diadakan telaah mengenai masih berartikah Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda pada masa sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar